1. Apa itu Keamanan Jaringan
Satu hal
yang perlu diingat bahwa tidak ada jaringan yang anti sadap atau tidak ada
jaringan komputer yang benar-benar aman. Sifat dari jaringan adalah melakukan
komunikasi. Setiap komunikasi dapat jatuh ke tangan orang lain dan
disalahgunakan. Sistem keamanan membantu mengamankan jaringan tanpa menghalangi
penggunaannya dan menempatkan antisipasi ketika jaringan berhasil ditembus.
Selain itu, pastikan bahwa user dalam jaringan memiliki pengetahuan yang cukup
mengenai keamanan dan pastikan bahwa mereka menerima dan memahami rencana
keamanan yang Anda buat. Jika mereka tidak memahami hal tersebut, maka mereka
akan menciptakan lubang (hole) keamanan
pada jaringan Anda.
Ada dua
elemen utama pembentuk keamanan jaringan :
· Tembok pengamanan, baik secara fisik maupun
maya, yang ditaruh diantara piranti dan layanan jaringan yang digunakan dan
orang-orang yang akan berbuat jahat.
· Rencana pengamanan, yang akan
diimplementasikan bersama dengan user lainnya, untuk menjaga agar sistem tidak
bisa ditembus dari luar.
Segi-segi
keamanan didefinisikan dari kelima point ini:
·
Confidentiality Mensyaratkan bahwa informasi
(data) hanya bisa diakses oleh pihak yang memiliki wewenang.
·
Integrity
Mensyaratkan bahwa informasi hanya dapat diubah oleh pihak yang memiliki
wewenang.
·
Availability Mensyaratkan bahwa informasi tersedia
untuk pihak yang memiliki wewenang ketika dibutuhkan.
·
Authentication Mensyaratkan bahwa pengirim suatu
informasi dapat diidentifikasi dengan benar dan ada jaminan bahwa identitas
yang didapat tidak palsu.
·
Nonrepudiation Mensyaratkan bahwa baik pengirim
maupun penerima informasi tidak dapat menyangkal pengiriman dan penerimaan
pesan.
Serangan
(gangguan) terhadap keamanan dapat dikategorikan dalam empat kategori utama
yakni:
a. Interruption
Suatu aset
dari suatu sistem diserang sehingga menjadi tidak tersedia atau tidak dapat
dipakai oleh yang berwenang. Contohnya adalah perusakan/modifikasi terhadap
piranti keras atau saluran jaringan.
b. Interception
Suatu pihak
yang tidak berwenang mendapatkan akses pada suatu aset. Pihak yang dimaksud bisa
berupa orang, program, atau sistem yang
lain. Contohnya adalah penyadapan terhadap data dalam suatu jaringan.
c. Modification
Suatu pihak
yang tidak berwenang dapat melakukan perubahan terhadap suatu aset. Contohnya
adalah perubahan nilai pada file data, modifikasi program sehingga berjalan
dengan tidak semestinya, dan modifikasi
pesan yang sedang ditransmisikan dalam jaringan.
d. Fabrication
Suatu pihak
yang tidak berwenang menyisipkan objek palsu ke dalam sistem.
Contohnya
adalah pengiriman pesan palsu kepada orang lain.
Ada beberapa
prinsip yang perlu dihindari dalam menangani masalah keamanan :
diam dan
semua akan baik-baik saja
sembunyi dan
mereka tidak akan dapat menemukan anda
teknologi
yang digunakan kompleks/rumit, artinya
2.
Kepedulian Masalah Jaringan
Overview
Pendefinisian
keamanan (pada jaringan komputer) dapat dilakukan dengan melihat target yang
ingin dicapai melalui konsep 'aman'.
Berikut adalah daftar fitur yang dapat
mencegah/mengantisipasi serangan dari pihak luar ataupun pihak dalam.
Security
Policy
Sebelum
melanjutkan implementasi ke tingkat yang lebih jauh sebaiknya ditentukan dulu
apa yang hendak dilindungi dan dilindungi dari siapa. Beberapa pertanyaan
berikut dapat membantu penentuan kebijakan keamanan yang diambil.
1. Informasi apa yang dianggap rahasia atau
sensitif ?
2. Anda melindungi sistem anda dari siapa ?
3. Apakah anda membutuhkan akses jarak jauh?
4. Apakah password dan enkripsi cukup
melindungi ?
5. Apakah anda butuh akses internet?
6. Tindakan apa yang anda lakukan jika ternyata
sistem anda dibobol?
Serta masih
banyak pertanyaan lain tergantung bentuk organisasi yang anda kelola.
Kebijaksanaan keamanan tergantung
sebesar apa anda percaya orang lain, di dalam ataupun di luar organisasi anda.
Kebijakan haruslah merupakan keseimbangan antara mengijinkan user untuk
mengakses informasi yang dibutuhkan dengan tetap menjaga keamanan sistem.
Keamanan
Secara Fisik
Fisik dalam
bagian ini diartikan sebagai situasi di mana seseorang dapat masuk ke dalam ruangan server/jaringan dan dapat mengakses piranti
tersebut secara illegal. Orang yang tidak berkepentingan ini bisa saja seorang
tamu, staf pembersih, kurir pengantar paket, dan lainnya yang dapat masuk ke
ruangan tersebut dan mengutak-atik piranti yang ada. Apabila seseorang memiliki
akses terhadap ruangan tersebut, orang
tersebut bisa saja memasang program trojan horse di komputer, melakukan
booting dari floppy disk, atau mencuri
data-data penting (seperti file password) dan membongkarnya di tempat yang
lebih aman.
Untuk menjaga keamanan, taruhlah server di ruangan
yang dapat dikunci dan pastikan bahwa ruangan tersebut dikunci dengan baik. Untuk menghindari
pengintaian, gunakan screen-saver yang dapat di password. Atur juga semua komputer untuk melakukan fungsi
auto-logout setelah tidak aktif dalam jangka waktu tertentu.
BIOS
Security
Sebenarnya
seorang admin direkomendasikan
men-disable boot dari floppy. Atau bisa dilakukan dengan membuat password pada
BIOS dan memasang boot password.
Password Attack
Banyak orang
menyimpan informasi pentingnya pada komputer dan seringkali sebuah password hal
yang mencegah orang lain untuk melihatnya. Untuk menghindari serangan password
maka sebaiknya user menggunakan password yang cukup baik. Petunjuk pemilihan
password :
· Semua password harus terdiri dari paling
sedikit 7 karakter.
· Masukkan
kombinasi huruf, angka, dan tanda baca sebanyak mungkin dengan catatan bahwa
password tetap mudah untuk diingat.
Salah satu caranya adalah mengkombinasikan kata-kata acak dengan tanda
baca atau dengan mengkombinasikan
kata-kata dengan angka. Contoh : rasa#melon@manis, komputer0digital1,
kurang<lebih>2001
· Gunakan
huruf pertama frasa yang gampang diingat. Contoh: dilarang parkir antara pukul
7 pagi hingga pukul 8 sore à dpap7php8s, tidak ada sistem yang benar-benar aman
dalam konteks jaringan à tasybbadkj
· Gunakan
angka atau tanda baca untuk menggantikan huruf di password. Contoh :
keberhasilan à k3b3rh45!l4n
· Gantilah password secara teratur
Malicious
Code
Malicious
code bisa berupa virus, trojan atau worm, biasanya berupa kode instruksi yang
akan memberatkan sistem sehingga performansi sistem menurun. Cara
mengantisipasinya bisa dilihat pada 6 contoh berikut :
1. berikan
kesadaran pada user tentang ancaman virus.
2. gunakan
program anti virus yang baik pada workstation, server dan gateway internet
(jika punya).
3. ajarkan
dan latih user cara menggunakan program anti virus
4. sebagai
admin sebaiknya selalu mengupdate program anti-virus dan database virus
5. biasakan
para user untuk TIDAK membuka file attachment email atau file apapun dari
floppy sebelum 110 % yakin atau tidak attachment/file tsb “bersih”.
6. pastikan kebijakan kemanan anda up to date.
Sniffer
Sniffer
adalah sebuah device penyadapan komunikasi jaringan komputer dengan
memanfaatkan mode premicious pada ethernet. Karena jaringan komunikasi komputer
terdiri dari data biner acak maka sniffer ini biasanya memiliki penganalisis
protokol sehingga data biner acak dapat dipecahkan. Fungsi sniffer bagi
pengelola bisa untuk pemeliharaan jaringan, bagi orang luar bisa untuk menjebol
sistem.
Cara paling
mudah untuk mengantisipasi Sniffer adalah menggunakan aplikasi yang secure,
misal : ssh, ssl, secureftp dan lain-lain
Scanner
Layanan
jaringan (network service) yang berbeda berjalan pada port yang berbeda juga.
Tiap layanan jaringan berjalan pada alamat jaringan tertentu (mis.
167.205.48.130) dan mendengarkan (listening) pada satu atau lebih port (antara
0 hingga 65535). Keduanya membentuk apa yang dinamakan socket address yang mengidentifikasikan secara unik
suatu layanan dalam jaringan. Port 0 hingga 1023 yang paling umum dipergunakan
didefinisikan sebagai well-known number dalam konvensi UNIX dan dideskripsikan
dalam RFC 1700.
Port Scanner
merupakan program yang didesain untuk menemukan layanan (service) apa saja yang
dijalankan pada host jaringan. Untuk mendapatkan akses ke host, cracker harus
mengetahui titik-titik kelemahan yang ada. Sebagai contoh, apabila cracker
sudah mengetahui bahwa host menjalankan proses ftp server, ia dapat menggunakan
kelemahan-kelemahan yang ada pada ftp server untuk mendapatkan akses. Dari
bagian ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa layanan yang tidak benar-benar
diperlukan sebaiknya dihilangkan untuk memperkecil resiko keamanan yang mungkin
terjadi.
Mirip dengan
port scanner pada bagian sebelumnya, network scanner memberikan informasi
mengenai sasaran yang dituju, misalnya saja sistem operasi yang dipergunakan,
layanan jaringan yang aktif, jenis mesin yang terhubung ke network, serta
konfigurasi jaringan. Terkadang, network scanner juga mengintegrasikan port
scanner dalam aplikasinya. Tool ini berguna untuk mencari informasi mengenai
target sebanyak mungkin sebelum melakukan serangan yang sebenarnya. Dengan
mengetahui kondisi dan konfigurasi jaringan, seseorang akan lebih mudah masuk
dan merusak sistem.
Contoh
scanner : Nmap, Netcat, NetScan Tools Pro 2000, SuperScan
Spoofing
Spoofing
(penyamaran) biasa dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab untuk
menggunakan fasilitas dan resource sistem. Spoofing adalah teknik melakukan
penyamaran sehingga terdeteksi sebagai identitas yang bukan sebenarnya, misal :
menyamar sebagai IP tertentu, nama komputer bahkan e-mail address tertentu.
Antisipasinya dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi firewall.
Denial of
Service
Denial of
Service (DoS) merupakan serangan dimana suatu pihak mengekploitasi aspek dari
suite Internet Protocol untuk menghalangi akses pihak yang berhak atas
informasi atau sistem yang diserang.
Hole yang memungkinkan DoS berada dalam kategori C, yang berada dalam
prioritas rendah. Serangan ini biasanya
didasarkan pada sistem operasi yang dipergunakan. Artinya, hole ini berada di
dalam bagian jaringan dari sistem
operasi itu sendiri. Ketika hole macam ini muncul, hole ini harus diperbaiki
oleh pemilik software tersebut atau
di-patch oleh vendor yang mengeluarkan sistem operasi tersebut. Contoh dari
serangan ini adalah TCP SYN dimana permintaan koneksi jaringan dikirimkan ke
server dalam jumlah yang sangat besar. Akibatnya server dibanjiri permintaan
koneksi dan menjadi lambat atau bahkan tidak dapat dicapai sama sekali. Hole
ini terdapat nyaris di semua sistem operasi yang menjalankan TCP/IP untuk berkomunikasi di internet. Hal ini
tampaknya menjadi masalah yang terdapat di dalam desain suite TCP/IP, dan merupakan sesuatu yang tidak
mudah diselesaikan.
Dalam
serangan DoS, sesorang dapat melakukan sesuatu yang mengganggu kinerja dan
operasi jaringan atau server. Akibat dari serangan ini adalah lambatnya server
atau jaringan dalam merespon, atau bahkan bisa menyebabkan crash. Serangan DoS
mengganggu user yang sah untuk mendapatkan layanan yang sah, namun tidak
memungkinkan cracker masuk ke dalam sistem jaringan yang ada. Namun, serangan
semacam ini terhadap server yang menangani kegiatan e-commerce akan dapat
berakibat kerugian dalam bentuk
finansial.
3. Enkripsi Untuk Keamanan Data Pada Jaringan
Salah satu hal yang penting dalam
komunikasi menggunakan computer untuk menjamin kerahasian data adalah enkripsi.
Enkripsi dalah sebuah proses yang melakukan perubahan sebuah kode dari yang
bisa dimengerti menjadi sebuah kode yang tidak bisa dimengerti (tidak terbaca).
Enkripsi dapat diartikan sebagai kode atau chiper. Sebuah sistem pengkodean menggunakan
suatu table atau kamus yang telah didefinisikan untuk mengganti kata dari
informasi atau yang merupakan bagian dari informasi yang dikirim. Sebuah chiper
menggunakan suatu algoritma yang dapat mengkodekan semua aliran data (stream)
bit dari sebuah pesan menjadi cryptogram yang tidak dimengerti (unitelligible).
Karena teknik cipher merupakan suatu sistem yang telah siap untuk di automasi,
maka teknik ini digunakan dalam sistem keamanan komputer dan network.
Pada bagian selanjutnya kita akan membahas
berbagai macam teknik enkripsi yang biasa digunakan dalam sistem sekuriti dari
sistem komputer dan network.
A. Enkripsi Konvensional.
Proses enkripsi ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Plain teks
-> Algoritma Enkripsi -> Cipher teks ->Algoritma Dekrispsi -> Plain
teks
User A
|
| User B
|----------------------Kunci
(Key) --------------------|
Gambar 1
Informasi asal yang dapat di mengerti di
simbolkan oleh Plain teks, yang kemudian oleh algoritma Enkripsi diterjemahkan
menjadi informasi yang tidak dapat untuk dimengerti yang disimbolkan dengan
cipher teks. Proses enkripsi terdiri dari dua yaitu algoritma dan kunci. Kunci
biasanya merupakan suatu string bit yang pendek yang mengontrol algoritma.
Algoritma enkripsi akan menghasilkan hasil yang berbeda tergantung pada kunci
yang digunakan. Mengubah kunci dari enkripsi akan mengubah output dari
algortima enkripsi.Sekali cipher teks telah dihasilkan, kemudian
ditransmisikan. Pada bagian penerima selanjutnya cipher teks yang diterima
diubah kembali ke plain teks dengan algoritma dan dan kunci yang sama.
Keamanan dari enkripsi konvensional
bergantung pada beberapa faktor. Pertama algoritma enkripsi harus cukup kuat
sehingga menjadikan sangat sulit untuk mendekripsi cipher teks dengan dasar
cipher teks tersebut. Lebih jauh dari itu keamanan dari algoritma enkripsi
konvensional bergantung pada kerahasian dari kuncinya bukan algoritmanya. Yaitu
dengan asumsi bahwa adalah sangat tidak praktis untuk mendekripsikan informasi
dengan dasar cipher teks dan pengetahuan tentang algoritma diskripsi /
enkripsi. Atau dengan kata lain, kita tidak perlu menjaga kerahasiaan dari
algoritma tetapi cukup dengan kerahasiaan kuncinya.Manfaat dari konvensional
enkripsi algoritma adalah kemudahan dalam penggunaan secara luas. Dengan
kenyataan bahwa algoritma ini tidak perlu dijaga kerahasiaannya dengan maksud
bahwa pembuat dapat dan mampu membuat suatu implementasi dalam bentuk chip
dengan harga yang murah. Chips ini dapat tersedia secara luas dan disediakan
pula untuk beberapa jenis produk. Dengan penggunaan dari enkripsi konvensional,
prinsip keamanan adalah menjadi menjaga keamanan dari kunci.Model enkripsi yang
digunakan secara luas adalah model yang didasarkan pada data encrytion standard
(DES), yang diambil oleh Biro standart nasional US pada tahun 1977. Untuk DES
data di enkripsi dalam 64 bit block dengan menggunakan 56 bit kunci. Dengan
menggunakan kunci ini, 64 data input diubah dengan suatu urutan dari metode
menjadi 64 bit output. Proses yang yang sama dengan kunci yang sama digunakan
untuk mengubah kembali enkripsi.
B. Enkripsi Public-Key
Salah satu yang menjadi kesulitan utama
dari enkripsi konvensional adalah perlunya untuk mendistribusikan kunci yang
digunakan dalam keadaan aman. Sebuah cara yang tepat telah diketemukan untuk
mengatasi kelemahan ini dengan suatu model enkripsi yang secara mengejutkan
tidak memerlukan sebuah kunci untuk didistribusikan. Metode ini dikenal dengan
nama enkripsi public-key dan pertama kali diperkenalkan pada tahun 1976.
Plain teks -> Algoritma Enkripsi ->
Cipher teks -> Algoritma Dekrispsi -> Plain teks
User A
| |
User B
Private Key B ----|
|----------------------Kunci (Key) --------------------|
Gambar 2
Algoritma tersebut seperti yang digambarkan
pada gambar diatas. Untuk enkripsi konvensional, kunci yang digunakan pada
prosen enkripsi dan dekripsi adalah sama. Tetapi ini bukanlah kondisi
sesungguhnya yang diperlukan. Namun adalah dimungkinkan untuk membangun suatu
algoritma yang menggunakan satu kunci untuk enkripsi dan pasangannya, kunci
yang berbeda, untuk dekripsi. Lebih jauh lagi adalah mungkin untuk menciptakan
suatu algoritma yang mana pengetahuan tentang algoritma enkripsi ditambah kunci
enkripsi tidak cukup untuk menentukan kunci dekrispi. Sehingga teknik berikut
ini akan dapat dilakukan :
1. Masing - masing dari sistem dalam network
akan menciptakan sepasang kunci yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi dari
informasi yang diterima.
2. Masing - masing dari sistem akan
menerbitkan kunci enkripsinya ( public key ) dengan memasang dalam register
umum atau file, sedang pasangannya tetap dijaga sebagai kunci pribadi ( private
key ).
3.
Jika A ingin mengisim pesan kepada B, maka A akan mengenkripsi pesannya
dengan kunci publik dari B.
4. Ketika B menerima pesan dari A maka B
akan menggunakan kunci privatenya untuk mendeskripsi pesan dari A.
Seperti yang kita lihat, public-key
memecahkan masalah pendistribusian karena tidak diperlukan suatu kunci untuk
didistribusikan. Semua partisipan mempunyai akses ke kunci publik (public key)
dan kunci pribadi dihasilkan secara lokal oleh setiap partisipan sehingga tidak
perlu untuk didistribusikan. Selama sistem mengontrol masing - masing private
key dengan baik maka komunikasi menjadi komunikasi yang aman. Setiap sistem
mengubah private key pasangannya public key akan menggantikan public key yang
lama. Yang menjadi kelemahan dari metode enkripsi publik key adalah jika
dibandingkan dengan metode enkripsi konvensional algoritma enkripsi ini
mempunyai algoritma yang lebih komplek. Sehingga untuk perbandingan ukuran dan
harga dari hardware, metode publik key akan menghasilkan performance yang lebih
rendah. Tabel berikut ini akan memperlihatkan berbagai aspek penting dari
enkripsi konvensional dan public key.
Enkripsi Konvensional
Yang dibutuhkan untuk bekerja :
1.
Algoritma yang sama dengan kunci yang sama dapat digunakan untuk proses
dekripsi - enkripsi.
2.
Pengirim dan penerima harus membagi algoritma dan kunci yang sama.
Yang dibutuhkan untuk keamanan :
1.
Kunci harus dirahasiakan.
2. Adalah tidak mungkin atau
sangat tidak praktis untuk menerjemahkan informasi yang telah dienkripsi.
3. Pengetahuan tentang algoritma dan
sample dari kata yang terenkripsi tidak mencukupi untuk menentukan kunc.
Enkripsi Public Key
Yang dibutuhkan untuk bekerja :
1.
Algoritma yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi dengan sepasang
kunci, satu untuk enkripsi satu untuk dekripsi.
2.
Pengirim dan penerima harus mempunyai sepasang kunci yang cocok.
Yang dibutuhkan untuk keamanan :
1.
Salah satu dari kunci harus dirahasiakan.
2.
Adalah tidak mungkin atau sangat tidak praktis untuk menerjemahkan
informasi yang telah dienkripsi.
Pengetahuan tentang algoritma dan sample
dari kata yang terenkripsi tidak mencukupi untu menentukan kunci.
sumber
:
http://asriarfah.blogspot.com/2012/03/sistem-keamanan-jaringan-komputer.html